Tuesday, December 25, 2012

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Barisan dan Deret Melalui Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing di Kelas IX SMP N 5 Indralaya Utara

Proposal Penelitian Tindakan Kelas
Oleh
Apri Susanti 
Guru SMP Negeri 5 Indralaya Utara, Ogan Ilir

1.       Deskripsi Masalah

     Sejak SD sampai sekarang saya sangat menyenangi pelajaran matematika, dan akhirnya saya sekarang  menjadi guru di SMP N 5 Indralaya Utara ini juga karena kecintaan saya pada matematika. Sebagai guru saya terpanggil untuk menyampaikan pembelajaran terbaik saya, agar materi yang saya sampaikan benar- benar dipahami oleh siswa-siswi saya. Berdasarkan pengalaman saya bulan sebelumnya ketika saya mengajarkan konsep bangun ruang sisi lengkung, memang siswa saya mengalami peningkatan keaktifan dalam proses belajar di kelas,tetapi pada saat ulangan harian saya mendapat nilai siswa tidak lebih dari 45 % yang tuntas dalam kriteria ketuntasan minimal (KKM). Ini membuat saya sedih dimana letak kesalahan dan kegagalan saya, berbagai alasan yang mungkin dibenak saya, kurangnya buku acuan yang dimiliki siswa, karena yang ada hanya dipinjamkan disekolah dan tidak dibawa pulang, kurangnya dukungan orang tua dalam hal memberikan motivasi, maupun perhatian orang tua untuk membantu memecahkan masalah pembelajaran dirumah. 
       Dari segi guru, saya memiliki 3 buku paket dan suplemen, dan  2 buku bank soal. Selain itu, satu hal yang sudah saya lakukan yang baik menurut saya,sehingga siswa saya lebih aktif dengan melakukan praktek atau percobaan dalam menemukan rumus volume dan luas bangun ruang sisi lengkung tetapi  satu kesalahan dari saya, saya tidak menyiapkan LKS sehingga siswa tidak ada kesempatan yang banyak  untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri, sehingga siswa hanya menerima kesimpulan dari saya sebagai guru. Saya berkeyakinan bahwa untuk mengatasi permasalahan ini, saya perlu merubah dan menambahkan model pembelajaran yang saya gunakan untuk materi  selanjutnya. Pada materi barisan dan deret saya melihat materi ini termasuk baru bagi siswa SMP dan termasuk sulit dimana pengalaman tahun lalu siswa juga kurang dari 40 % tidak tuntas. Untuk itu rencana saya, pada pembelajaran Barisan dan Deret nanti saya akan mencoba menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing.

2.       Rumusan masalah

Berdasarkan deskripsi  di atas masalah yang nampak adalah sebagai berikut :
Apakah dengan menerapkan Model pembelajaran Penemuan Terbimbing dapat meningkatkan hasil  belajar siswa pada materi barisan dan deret di kelas IX.1 SMP N 5 Indralaya Utara  Tahun pelajaran 2012/2013 

3.       Tujuan Penelitian

               Penelitian ini bertujuan untuk :
 Meningkatkan  hasil belajar siswa kelas IX 1 SMP N 5 indralaya Utara pada  Barisan dan Deret 
 melalui model pembelajaran penemuan terbimbing.    
 
Indikator Keberhasilan
Kriteria keberhasilan siswa diakhir penelitian ini, yaitu secara klasikal 85% siswa mencapai KKM   yang ditetapkan yaitu 62

4.       Manfaat Penelitian

        Dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bemanfaat bagi :
4.1   Siswa
Mampu mengatasi kesulitan siswa  dalam memahami konsep Barisan dan Deret, meningkatkan motivasi belajar siswa baik disekolah maupun dirumah, dan meningkatkan hasil belajarr siswa
4.2   Pendidik
Memperbaiki kinerja, meningkatkan kemampuan dalam menggunakan struktur pembelajaran secara baik, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan profesional pendidik
4.3   Sekolah
Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijakan yang akan diambil guna peningkatan mutu hasil belajar, memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan proses pembelajaran untuk semua pelajaran khususnya untuk pembelajaran  pemahaman konsep
.
5.       Kajian Pustaka 

a.       Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Dari pengertian yang dikemukakan tersebut di atas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.

Menurut Slameto (1995 : 2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu. Sedangkan menurut Nurkencana (1986 : 62) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

Setelah menelusuri uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

b.      Pengertian Model Penemuan Terbimbing
Penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund ”discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip”. Proses mental tersebut ialah mengamati, mencerna, mengerti, mengolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya (Roestiyah, 2001:20).

Sedangkan menurut Jerome Bruner ”penemuan adalah suatu proses, suatu jalan/cara dalam mendekati permasalahan bukannya suatu produk atau iten pengetahuan tertentu”. Dengan demikian di dalam pandangan Bruner, belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, dimana seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan (Markaban, 2006:9).
Model penemuan terbimbing menempatkan guru sebagai fasilitator. Guru membimbing siswa dimana ia diperlukan. Dalam model ini, siswa didorong untuk berpikir sendiri, menganalisis sendiri sehingga dapat ”menemukan” prinsip umum berdasarkan bahan atau data yang telah disediakan guru (PPPG, 2004:4).

Model penemuan terbimbing atau terpimpin adalah model pembelajaran penemuan yang dalam pelaksanaanya dilakukan oleh siswa berdasarkan petunjuk-petunjuk guru. Petunjuk diberikan pada umumnya berbentuk pertanyaan membimbing (Ali, 2004:87).

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model penemuan terbimbing adalah model pembelajaran yang dimana siswa berpikir sendiri sehingga dapat ”menemukan” prinsip umum yang diinginkan dengan bimbingan dan petunjuk dari guru berupa pertanyaan-pertanyaan yang mengarahkan. Menurut Markaban (2006:11-15) Di dalam model penemuan ini, guru dapat menggunakan strategi penemuan yaitu secara induktif, deduktif atau keduanya


Dengan penjelasan diatas model penemuan yang dipandu oleh guru ini kemudian dikembangkan dalam suatu model pembelajaran yang sering disebut model pembelajaran dengan penemuan terbimbing. Pembelajaran model ini dapat diselenggarakan secara individu dan kelompok. Model ini sangat bermanfaat untuk mata pelajaran matematika sesuai dengan karakteristik matematika tersebut. Guru membimbing siswa jika diperlukan dan siswa didorong untuk berpikir sendiri sehingga dapat menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru dan sampai seberapa jauh siswa dibimbing tergantung pada kemampuannya dan materi yang sedang dipelajari (Markaban, 2006:15).

Peran guru dalam penemuan terbimbing sering diungkapkan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS ini biasanya digunakan dalam memberikan bimbingan kepada siswa menemukan konsep atau terutama prinsip (rumus, sifat) (PPPG, 2003:4).
Perlu diingat bahwa model ini memerlukan waktu yang relatif banyak dalam pelaksanaannya, akan tetapi hasil belajar yang dicapai tentunya sebanding dengan waktu yang digunakan. Pengetahuan yang baru akan melekat lebih lama apabila siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pemahaman dan ’mengkonstuksi’ sendiri konsep atau pengetahuan tersebut (PPPG, 2004:5).

Langkah-langkah Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Menurut Markaban (2006:16) agar pelaksanaan model pembelajaran penemuan terbimbing ini berjalan dengan efektif, beberapa langkah yang mesti ditempuh oleh guru matematika adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya. Perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah.

b. Dari data yang diberikan guru, siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah kearah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-pertanyaan, atau LKS.

c. Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya.

d. Bila dipandang perlu,konjektur yang telah dibuat oleh siswa tersebut diatas diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk menyakinkan prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai.

e. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunnya.

f. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah penemuan itu benar.

Memperhatikan langkah-langkah model pembelajaran penemuan terbimbing diatas dapat disampaikan kelebihan dan kekurangan yang dimlikinya. Kelebihan model pembelajaran penemuan terbimbing adalah sebagai berikut :
a. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan.
b. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inguiry (mencari-temukan).
c. Mendukung kemampuan problem solving siswa.
d. Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa antar guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar.
e. Lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannya.

Sedangkan kekurangannya sebagai berikut :
a. Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.
b. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Dilapangan, beberapa siswa masih terbiasa dan mudah dimengerti dengan model ceramah.
c. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini.

Jadi bisa disimpulkan model penemuan terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran yang membuat siswa aktif baik berpikir maupun bernalar mulai dari menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisis data sampai menyimpulkan.
c.       Barisan dan Deret

6.       Metode Penelitian Tindakan 

6.1   Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IX.1 SMP N 5 Indralaya Utara Tahun Pelajaran 2012 /2013, SMP ini tergolong dalam kelompok sekolah potensial, dengan jumlah
siswa berjumlah 26 orang, terdiri atas 14 orang siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki, kedua puluh enam siswa ini dibagi menjadi 5 kelompok heterogen, penelompokkan tempat duduk sudah diatur berkelompok sebelumnya sehingga kelompok –kelompok sudah siap untuk melaksanakan pembelajaran dengan model penemuan terbimbing. Penerapan tindakan di kelas ini dilaksanakan pada setiap hari selasa jam pelajaran ke -1 sampai jam ke – 3 dan hari kamis jam pelajaran ke -5 sampai jam ke -7.
6.2   Persiapan penelitian
Persiapan penelitian yang dilakukan, meliputi :
1)      Menetapkan kelas yang akan diujicobakan untuk penelitian tindakan kelas, yaitu kelas IX .1 SMP  N 5 Indralaya Utara Ogan Ilir Sumatera selatan
2)      Mempersiapkan alat peraga
3)      Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran dan silabus, membentuk kelompok, setiap kelompoknya terdiri dari 5 - 6 orang siswa,
4)      Menyusun meja dan kursi dalam bentuk kelompok –kelompok
5)      Mempersiapkan siswa agar membaca dan membuat rangkuman tentang materi barisan dan deret terlebih dulu dirumah, sebelum diajarkan dikelas.
6)      Menetapakan jenis pemberian tugas dan menyusun tugas – tugas untuk setiap kelompoknya.
6.3   Siklus Penelitian
Menentukan  lamanya pemberan siklus. Tiap siklus direncanakan 2 - 3 kali tatap muka pembelajaran
Siklus I
6.3.1          Memberikan tugas kepada siswa satu minggu sebelum pelaksanaan proses pembelajaran berupa rangkuman materi essensial untuk memahami penguasaan konsep sebelum pembelajaran        
6.3.2          Materi pembelajaran barisan dan deret, melakukan kegiatan inti dalam pembelajaran merujuk pada rencana pembelajaran yang telah disusun sebelumnya.
6.3.3          Melakukan observasi oleh semua tim peneliti termasuk pelaku tindakan untuk memperoleh data meliputi : minat peserta didik, keseriusan dan kualitas rangkuman, kegiatan di kelas, manfaat tugas rangkuman dan nilai ulangan harian siswa.
6.3.4          Melakukan refleksi oleh semua tim peneliti setelah selesai melakukan proses belajar mengajar berdasarkan analisis untuk dijadikan bahan perencanaan tindakan siklus berikutnya.
6.4   Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data penelitian ini, ada 3 yaitu :
1)      Instrumen observasi, yaitu instrumen observasi mengenai penerapan tindakan model pembelajaran penemuan terbimbing.
2)      Instrumen berupa Lembaran Kerja Siswa (LKS), yaitu instrumen yang digunakan dalam memberikan bimbingan kepada siswa menemukan konsep atau terutama prinsip (rumus, sifat)
3)      Instrumen berupa soal pertanyaan mengenai materi yang telah dilaksanakan pada saat penerapan model pembelajaran ini,yaitu barisan dan deret, masing – masing 5 soal dalam bentuk essay.


6.5   Analisis dan refleksi
Proses analisis dilakukan dengan cara memadukan hasil observasi dan LKS pada saat penerapan tindakan dengan hasil tes yang telah dilakukan pada akhir pembelajaran,apabila dari hasil analisis didapatkan bahwa terdapat beberapa diantara langkah-langkah penerapan tindakan yang teah diterapkan sebelumnya belum terlaksana dengan baik dan lancar yang mungkin mempengaruhi hasil tes, maka sebagai refleksinya perlu diulang pada siklus berikutnya, apabila sudah menampakkan hasil yang baik, kegiatan penelitia dihentikan dan tinggal menulis laporan hasil penelitian.

7.     Jadwal Penelitian

Penelitian direncanakan bulan Februari 2013
Kegiatan
Minggu ke
1
2
3
4
5
6
7
8
1.    Pelaksanaan siklus I
X







1.1 Pelaksanaan tindakan session 1
X







1.2 Pelaksanaan tindakan session 2
X







2.       Pelaksanaan  siklus II

X






2.1 Pelaksanaan tindakan session 1

X






2.2 Pelaksanaan tindakan session 2

X






3.    Pelaksanaan Siklus III


X





3.1 Pelaksanaan tindakan session 1


X





3.2 Pelaksanaan tndakan session 2


X





4.  Tabulasi dan  analisis data


X
X
X
X
X
X
5.       Menyusun Draft hasil penelitian






X
X
6.       Seminar Draft hasil penelitian







X
7.       Pembuatan laporan







X
8.       Pengumpulan laporan akhir  peneltian







X





Daftar Pustaka

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Nurkencana. 2005. Evaluasi Hasil Belajar Mengajar. Surabaya: Usaha Nasional.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 



0 comments:

Post a Comment

 

Copyright © MGMP MATEMATIKA SMP OGAN ILIR Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger